Friday 29 April 2011

EKSPLORASI PERTAMBANGAN DIPEGUNUNGAN BINTANG

Oleh : Yulianus Ibinweng Uropmabin

(Maaf ,Hanya Sekedar Pemahaman Untuk kalangan orang Aplim-Apom yang memiliki hak ulayat dan Simpatisan)
Potensi kekayaan Alam dipapua seakan berlimpah rua disetiap titik,baik disepanjang Gunung,Pegunungan,Bukit,Lembah,Danau,Sungai,Laut Maupun pulau yang t
erkesan mendiami wahana kekayaan alamnya.Jangan heran bila setiap daerah dipulau besar ini ketika kita pandang seolah-olah terasa aneh dengan pemandangan nya .Begitu pula dengan Kekayaan Alam Pegunungan Bintang yang belum satupun digarap dan dikelolah demi kemajuan dan kemakmuran rakyat pegunungan bintang untuk menjadi Tuan diatas negrinya sendiri .
Daerah Pegunungan Bintang berbatasan dengan beberapa daerah atau wilayah,diantaranya : Utara berbatasan dengan Kabupaten Keerom,Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel,Bagian
barat berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Bagian Timur Berbatasan dengan Negara Papua New Guinea.
Perusahan Pertambangan pada dasarnya merupakan Suatu Perusahan terbesar yang berskala Internasional ,yang mana system operasionalnya dikelolah secara internasional.Baik itu menyangkut ovservasinya,pembangunanya,Rekrutmen Karyawanya sampai dengan pemboman gunung,pengelolahan jenis kekayaan maupun system pengawasanya .
Perlu diingat bahwa Perusahan Pertambangan berskala Internasional selalu dan selalu saja mengalami permasalahan besar,terutama berkaitan dengan pihak hak ulayat .Berdasarkan pengalaman dibeberapa daerah,selalu terjadi permasalahan antara Pihak Perusahan dengan Pihak Hak Ulayat,karena pihak perusahan biasanya melanggar perjanjian semula.Pihak perusahan pada awalnya selalu mendengar dan seolah-olah sepakat dengan perjanjian dan tandatangan yang pernah dibuat bersama pihak hak ulayat.Namun tidak pernah lepas dari sejumlah masalah itu .
Masalah utama yang kadang terjadi adalah seperti :
1. Tidak Terakomodirnya anak asli Hak ulayat diperusahan tersebut karena memang kemampuan dan ketrampilanya tidak memenuhi standar kelulusan.terutama dibidang-bidang langkah atau terpenting,Belum lagi sumber daya Manusianya belum siap ,bahkan belum ada bila dilihat dari tingkat professional/jurusanya .Bahkan pengalan kerjanya .
2. Terjadi masalah karena penduduk asli tersebut dimarginalkan atau dipinggirkan karena memang sebenarnya belum siap untuk dibuka perusahan tersebut tetapi karena kepentingan oknum-oknum tertentu sehingga masyarakat setempat seakan menjadi penonton setia di negrinya/atau wilayahnya sendiri.Apalagi dilihat dari tingkat pendidikanya belum ada yang mencapai Profesor atau insinyur pertambangan .Dan ini sama saja sia-sia dengan kekayaan alam kita yang mau dibuka itu .
3. Permasalahn yang sering muncul adalah ,karena terjadi pencemaran lingkungan disekitar Pemukiman warga setempat maupun wilayah-wilayah terdekat yang berdekatan dengan sumber Perusahan tersebut
4. Kebanyakan Penduduk setempat yang belum siap dengan Sumber Daya Manusianya kadang menjadi barisan pengacau keamanan perusahan ,hal ini sisi lain terjadi karena merasa Perusahan tersebut berada didaerah dia tetapi dia merasa terpojok dan tidak diakui.Hal ini jarang kelihatan karena memang dia sendiri karyawan tetapi karyawanya seperti Tukang sapu,Satpam,Cleaning service/Pembersih ruangan ,penerima tamu,penjaga loket dll.
5. Terjadi pemberontakan kontak senjata dengan alasan tertentu karena merasa tidak puas dengan keberadaan perusahan tersebut dan tujuan utamanya adalah untuk menghabiskan atau membunuh Karyawan asing ,yang nota bene mempunyai kemampuan atas ketrampilan dan penguasahan managerialnya .
6. Terjadinya baku tembak antar pihak keamanan sendiri,terutama disepanjang perusahan dengan alasan tertentu demi penambahan uang atas pengamananya ,yang pada akhirnya berakibat pada warga setempat dengan dinamakan OPM dan segalanya untuk dibunuh .
Oleh Karena itu,berkaitan dengan uraian masalah-masalah tersebut diatas maka langkah –langkah yang harus ditempu sebagai solusinya adalah sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia menjadi ukuran atas hadir tidaknya sebuah perusahan ,baik perusahan local,Nasional maupun Internasional dipegunungan Bintang.Hal ini sangat penting karena akan menentukan Penduduk asli atau pihak hak ulayat itu menjadi Tuan diatas Negerinya atau tidak .Bila tidak maka akan menjadi penonton setia untuk selama-lamanya sampai kapanpun atas keputusan sesaat itu .Berapa jumlah Sarjana/ Insinyur atau berapa Tahun pengalaman kerja menjadi ukuran awal bagi perekrutan tenaga kerja perusahan .Bila semua ini tidak maka sama saja kita buka peluang kerja untuk orang lain menikmati selama lamanya .
2. Perlu ada Perjanjian kerjasama atau (MOU) antara pihak perusahan dengan Pihak –pihak hak ulayat yang tergabung dalam wilayah pengoperasihan itu.Dan tidak boleh diwakili oleh kelompok-kelompok tertentu saja,karena sangat potensial akan terjadinya konflik internal antar kelompok / Marga-marga hak ulayat sendiri .
3. Perlu mempertimbangkan atas Dampak Lingkungan yang akan terjadi,terutama menyangkut limbah perusahan terhadap pencemaran lingkungan atas air minum,tempat tinggal sebagai sarang racun yang mengarah pada kualitas hidup warga sekitar yang tidak pasti .
4. Perlu ada Kesepakatan bersama antara pihak perusahan,pihak Hak ulayat dan Penduduk atau wilayah –wilayah yang berbatasan dengan perusahan tersebut karena dampaknya akan mengarah ke wilayah wilayah tersebut .
5. Jika Masyarakat sadar dan merasa belum siap maka perlu ada Penundaan terhadap operasinya Perusahan Tersebut paling lama 7 s/d 10 Tahun untuk mempersiapkan Tenaga Sumber Daya Manusia Aplim Apom atau terutama anak dari daerah hak ulayat tersebut untuk menyelesaikan studi ditingkat atau jurusan-jurusan pertambangan yang dibiayai perusahan tersebut untuk kembali dan bersama-sama membuka perusahan tersebut agar tidak terjadi permasalahan yang berlebihan/signifikan .
6. POIN 5 diatas sangat penting karena perlu menciptakan 5 s/d 10 sarjana atau minimal insinyur untuk menjadi daya saing dalam penempatan dan posisi kerja dalam perusahan tersebut ,agar tekanan atau ancaman masyarakat setempat terhadap keamanan dan keselamatan kerja karyawan serta stabilitas perusahan tersebut tidak terganggu .

Akhir kata,penulis menyadari bahwa sepangkal tulisan ini HANYA menjadi acuan untuk didiskusikan bersama dalam persiapan menjelang eksfloitasi dan eksflorasi pertambangan diwilayah tercinta kita,Negeri Aplim-Apom.

ACUAN PERTANYAAN :
1. Apakah sdra termasuk org /Manusia Aplim –Apom ? dan mengapa anda menjawab seperti itu ?
2. Setelah membaca sepangkal tulisan diatas,menurut sdra.Apa yang dimaksud dengan pertambangan( yang muncul dlm bayang-bayang pola pikirmu) ? Mengapa ?
3. Setelah sdr/I menjawab pertanyaan nomor pertama dan kedua diatas ,apa yang sebenarnya didahulukan dlm kaitanya dengan pertambangan tersebut ?
4. Menurut pandangan saudara,apa yang harus didahulukan antara Ilmu dan Uang ? mengapa ?
5. Dlm kaitanya dengan penyelenggaraan pemerintahan didaerah pegunungan Bintang,langkah apa yg harus ditempuh oleh pemerintah Daerah Pegunungan Bintang dlm menanggapi kehadiran atau tawaran Perusahan besar seperti Pertambangan ,perindustrian dan lain sebagainya . Apa tanggapan sdra ? bagaimana ? siapa yg harus berperan ? kenapa ?
6. Jikalau semuanya demikian .apa tugas anda dan mengapa ?
SELAMAT MEMBACA, SELAMAT BERPIKIR DAN SELAMAT MENJELASKAN .SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA

Saturday 9 April 2011

DISCO,DANCE,YOSPAN,YOSIM vs OKSANG, BAR

Orang dan Tanah Aplim Apom sejak penciptaan dan persebarannya oleh Allah diberikan semua kekayaan yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupannya di dunia ini. Mulai dari makanan, pakaian, teknologi, bahasa, tarian,pola perkampungan dan msh banyak unsur hidup lainnya. Dalam tulisan singkat ini saya ingin sedikit menyoroti seni budaya terutama Tarian dengan segala akibat yang ditimbulkannya. Namun sebelumnya saya mengajak kita sidang pembaca sekalian yang budiman untuk sejenak mendarat di tanah/pulau Deawata, Bali. Mengapa saya mengajak kita sekalian menyusuri lautan samudera menuju pulau eksotis ini? Disana, kita diajari bukan dengan lisan semata melainkan lewat tindakan nyata bagaimana Adat, Budaya, Seni dan Agama dikolaborasikan tanpa menghilangkan inti/dasar nilai2 yang termaktub didalamnya. Unsur-unsur tersebut dipersatukan lalu dimanfaatkan secara bertanggungjawab sehingga mendatangkan manfaat POSITIF yang besar bagi kehidupan orang Bali saat ini. Nilai-nilai kearifan lokal tidak digeser oleh arus teknologi informasi yang makin gencar padahal telah ratusan tahun pengaruh luar masuk di pulau dewata ini. Pengaruh luar yang masuk baik dari orang asing ( Barat, Asia,Amerika dan Afrika) serta orang Indonesia lainnya tidak membuat orang Bali lupa daratan, tidak udik akan hal baru, bahkan 90% wanita Bali hanya menikah dengan Pria Bali, membuktikan bahwa mereka menjunjung tinggi Budaya, adat dan agama yang mereka yakini itulah yang terbaik bagi hidupnya. Mereka tidak silau dengan musik hip hop, fast food, dance, tarian jawa, batak atau pun tarian lain. Justru tarian daerah mereka diangkat dalam setiap kesempatan yang dianggap perlu. Dan itu tidak salah sebabhal itulah mengundang masyarakat internasional semakin menggandrungi pulau ini. Selain keramahan orang Bali dan aset wisata alam yang dimilikinya. Sungguh suatau teladan luhur yang patut kita jadikan contoh. Mari kita kembali menapak tilas menuju ketinggian gunung Alpim Apom yang kita banggakan. Kita semua mengetahui bahwa agama dan pemerintah telah masuk di tanah Aplim Apom puluhan tahun silam. Namun jauh sebelumnya tanah ini sejatinya memiliki pola hidup dengan segala kekayaan khasnya. Untuk suku Ngalum, Oksang dan Bar merupakan seni tari sakral yang diselenggarakan dengan berbagai maksud. Sejak dahulu kala, kedua tarian tersebut diadakan tidak pernah menimbulkan persoalan sosial seperti perselingkuhan, perbuatan maksiat dikalangan remaja, sebagai ajang pencarian jodoh semata. Namun lebih luhur dari pada itu, dimana dengan media ini pula orang Ngalum meminta kesuburan hasil pertanian dan peternakan serta kesehatan yang baik bagi manusia Ngalum. Pencarian jodoh merupakan efek positif lain yang terjadi saat itu. Ketika terjadi persoalan tidak diselesaikan dengan "uang" melainkan bertanggungjawab atas tindakannya, mereka amat menghargai harkat dan martabat wanita Ngalum. Ingat bahwa saat itu belum ada agama dan pendidikan. Dalam momen ini pun terjadi hubungan persaudaraan yang lebih erat antar-kampung. Pola hidup luhur itu kini tidak akan lagi kita alami, temui atau bahkan kita dapatkan. Mengapa? Pengaruh luar yang telah masuk dan diadopsi keliru oleh generasi penerus Aplim Apom sekarang, merubah/memupuskan segala harapan leluhur Aplim Apom. Dimana-mana diadakan acara goyang (disco) yang merupakan bawaan dari Negara PNG, Dance ( dari barat), Yospan dan Yosim ( dua terakhir dari pesisir pantai). Semua tarian di atas dianggap paling "OK" dan menguntungkan, selanjutnya dianggap sebagai simbol modernitas seseorang. Pertanyaannya, apakah memang demikian? Fakta mencatat setiap penyelenggaraan tarian di atas selalu melahirkan persoalan baru yaitu persoalan sosial yang merugikan semua pihak.

Oksang dan Bar tidak pernah memberikan persoalan serupa. Dan ketika persoalan sosial terjadi maka " diatur aman " dengan uang. Bukankah harga diri

lebih penting dari pada segepok uang seberapa pun besarnya ikatan duitnya?? Orang Ngalum kini mendewakan duit sehingga tubuh pun dijadikan media sebagai penambang duit yang amat menggiurkan. Tidak heran jika, orang luar menilai kita orang Ngalum sebagai manusia punya harga diri rendah, murah bahkan tidak punya sama sekali. Ada agama yang menganggap adat dan budaya sebagai ajaran sesat yang mesti ditinggalkan secara utuh, namun apa yang terjadi kini? Kemerosotan moral, etika dan falsafah hidup hancur berantakan dimana-mana di atas Tanah Ngalum, sebab sanksi agama tidak tegas dan mengikat sehingga orang bebas bertindak. Aturan pemerintah tidak menjaungkau jauh kedalam hati setiap orang dan lembaga pendidikan pun gagal membentuk etik dan moral peserta didiknya sebab melulu mengejar profit di atas segalanya (jauh dari tujuan pendidikan itu sendiri) tentunya. Jika sudah demikian, masih adakah kita mendewakan tarian-tarian dari luar tadi sebagai pembawa perubahan yang menguntungkan, membanggakan, memberikan kita label modernitas sejati bagi kita? Memberikan keuntungan materil dan immateril? Kalau hanya dijadikan sebagai hiburan, di dunia ini tidak adakah jenis kegiatan lain yang dapat menghibur selain tarian-tarian tersebut?? Memang pilihan ada pada setiap pribadi orang, tapi hendaknya buka cakrawala berpikir dan melihat apakah tarian ini memberikan kita lebih banyak sisi positifnya atau negatif justru lebih mendominasi.............

BE WISE PEOPLE OF APLIM APOM, BE THE FUTURE WITHOUT LEAVINGING YOUR OWN CULTURE

Penulis

Sostenes Omkular Uropmabin

Dinas Pariwisata Kab. Pegunungan Bintang