Perjudian togel sangat berkembang
di Kab. Pegunungan Bintang dengan omset perminggu paling kurang 50 juta. Togel
(toto gelap) merupakan sebuah permainan judi yang sangat terkenal di kalangan
Internasional dan memiliki cara bermain yang sangat sederhana, yakni bernasip-nasipan.
Apapun angka yang sudah dibeli, dimulai dari 00-99 atau 001-999 atau 0001
hingga 9999, serta pembelian SHIO mulai dari 1-12, kalau tebakannya benar maka
bisa dibilang beruntung atau bernasip baik. Menurut para pecinta togel,
permainan ini sangat menguntungkan, namun beberapa orang menganggap sangat
merugikan. Apapun alasannya, saya akan memuat dampak negative yang akan muncul dan
beberapa sisi positive dari perjudian togel di kalangan masyarakat Pegunungan
Bintang.
Hal-hal positif yang kita
dapatkan ketika bermain perjudian togel. Pertama, dapat uang secara instan.
Tidak perlu bekerja keras, atau berkeringat untuk mendapatkan uang. Secara
tiba-tiba bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita dengan uang yang kita dapatkan.
Kedua, kebutuhan modal yang sangat sedikit. Jika bernasip baik (Lucky) kita
bisa dapat Rp 65 ribu dari modal pembelian angka dengan harga 1000 rupiah.
Istilahnya, buang Rp 1000 dan mendapatkan uang sebanyak Rp 65 ribu. Itu pun
tergantung tebakannya benar atau tidak. Bagi para petogel, ini permainan yang
halal dan simple sehingga bisa di mainkan oleh semua lapisan masyarakat. Hal
ini benar terjadi di Pegunungan Bintang, yakni para PNS, guru swasta,
pengusaha, anak sekolah, tukang ojek, hingga anak-anak kecil, sering
menghabiskan waktu bermain togel dengan tidak memikirkan dampak negative dari
permainan (perjudian) togel.
Beberapa dampak negative yang
akan muncul di lingkungan masyarakat Pegunungan Bintang adalah, pertama
hilangnya budaya berkebun. Banyak masyarakat yang menghabiskan waktu duduk
menulis prediksi angka togel dibanding pergi ke kebun menanam sayur-sayuran. Karena
berpikir dengan membeli angka togel, pasti sanggup melengkapi kebutuhan-kebutuhan rumah tangga
seperti kebutuhan sembako, pakaian atau sejenis kebutuhan lainnya. Dengan
demikian, sekarang om dan boneng sudah tergantikan oleh beras(nasi),
sayur-sayur sudah tergantikan oleh supermi. Para pengusaha sering kesulitan
datangkan sayuran dari kota Jayapura, sehingga tidak heran kalau warung-warung
makan menyiapkan menu makanan dengan harga yang cukup tinggi.
Kedua, hilangnya manusia Ngalum
yang kreatif. Pikiran yang serba instan “ dengan 1000 bisa dapat 65000” ini
menuju pada manusia yang memiliki daya pikir yang rendah. Dari pemikirannya
tidak akan melahirkan sebuah ide untuk menciptakan sebuah lapangan pekerjaan.
Seorang pelajar tidak bisa belajar pelajaran-pelajaran di sekolah, tidak bisa
focus memecahkan sejumlah soal yang diberikan oleh seorang guru karena otak
siswa/I tersebut sudah terkontaminasi dengan pemikiran togel. Seorang PNS tidak
bisa menciptakan sebuah lapangan pekerjaan untuk beberapa orang masyarakat,
karena mereka semua sama-sama bermain togel. Mereka (PNS atau masyarakat)
sama-sama kesulitan modal untuk bermain togel, jika beruntung mereka mendapat
sejumlah uang yang sama banyak. Gaji diposkan untuk bermain togel, jika kalah (
molo) bagaimana memberi makan anak istri? Hal itu bisa diatasi dengan cara
meminjam, tetapi bagaimana jika anak istri juga bermain togel? Pertanyaan-pertanyaan
renungan ini hanya bisa dijawab oleh pribadi petogel, harus dengan kesadaran
penuh, dengan memikirkan jauh ke depan, bagaimana nasip keluarganya jika gaya
hidup yang sedemikian itu diteruskan.
Yang berikut adalah meningkatnya
penduduk yang pemalas. Togel menyajikan sejumlah uang instan, dengan demikian
banyak orang memilih bermain perjudian togel dibanding bekerja di kebun. Budaya
permaianan togel bisa berakibat fatal bagi orang-orang yang sungguh ketagihan
dan tidak bisa mengontrol diri. Orang yang ketagihan akan memiliki sifat dasar
pemalas. Dengan demikian akan melakukan segala cara untuk mendapatkan sejumlah
modal untuk bermain togel. Salah satunya adalah dengan meminjam. Meminjam tidak
hanya kepada seorang atau dua orang, namun bisa meminjam kepada lebih dari
sepuluh orang dengan alasan yang berbeda-beda. Mungkin meminjam adalah hal yang
sedikit lebih baik dibanding harus menjual tanah, harta milik di rumah atau
jual diri. Tanah, air dan pohon-pohon harus dijual demi permainan togel. Lebih
para lagi, harus jual diri. Berbagai dampak buruk ini sedang muncul walau tidak
nampak ke permukaan. Nanti atau sekarang akan muncul dampak-dampak negative
seperti itu jika tidak segera mengontrol diri atau tidak stop.
Semoga tulisan ini memberi
kesadaran untuk mengontrol diri, terutama bagi generasi penerus Aplim Apom yang
dengan semangat membaca tulisan ini. Atangki Bless!!!